Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemula Anak dengan Metode Bercerita Kelas B TK/ Kober Taman Insani Pekon Jaga Raga Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2021/2022
Membaca Pemula, Metode Bercerita, Pendidikan Anak Usia Dini
Kata Kunci:
Membaca Pemula, Metode Bercerita, Pendidikan Anak Usia DiniAbstrak
Kemampuan membaca pemula merupakan dasar penting bagi perkembangan kognitif anak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemula anak di sekolah dengan metode bercerita. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelas B TK/Kober Taman Insani Pekon Jaga Raga, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat tahun pelajaran 2021/2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita dalam dua siklus menunjukkan peningkatan keterampilan membaca anak. Pada siklus pertama, anak-anak masih mengalami kesulitan dalam mengenali huruf dan suku kata. Namun, pada siklus kedua, dengan penambahan teknik membaca interaktif dan kartu kata, kemampuan membaca anak meningkat sebesar 60% dibandingkan sebelum tindakan. Dengan demikian, metode bercerita dapat menjadi strategi yang efektif dalam pembelajaran membaca bagi anak usia dini
Referensi
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmara, R. (2020). "Pengaruh Metode Bercerita terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia Dini." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 45-56.
Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Permendikbud No. 137 Tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud.
Fauziah, N., & Suryana, D. (2018). "Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode Bercerita di PAUD." Jurnal Ilmiah Pendidikan, 6(2), 99-110.
Handayani, T. (2019). "Strategi Meningkatkan Literasi Membaca Anak Usia Dini dengan Metode Bercerita." Jurnal Kajian Pendidikan, 5(3), 75-88.
Harjasujana, A. (2012). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.
Hurlock, E. (2012). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Kusuma, D. (2021). "Efektivitas Metode Bercerita dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak TK." Jurnal Pendidikan & Kebudayaan, 7(1), 33-44.
Lestari, M., & Wahyuni, R. (2020). "Penerapan Metode Bercerita untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Anak di TK." Jurnal Penelitian Pendidikan, 8(4), 120-132. Maulana, I. (2017). "Peningkatan Keterampilan Membaca Pemula Melalui Metode Bercerita." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2), 80-91.
Moleong, L. J. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2012). Manajemen PAUD. Jakarta: Bumi Aksara.
Piaget, J. (2010). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia.
Rahayu, S. (2019). "Dampak Metode Bercerita terhadap Kemampuan Berbahasa Anak." Jurnal Pendidikan Dasar, 10(3), 55-67.
Sari, D. (2018). "Implementasi Metode Bercerita dalam Pembelajaran Literasi di TK." Jurnal Ilmiah Pendidikan, 4(2), 42-55.
Slamet, S. (2011). Pembelajaran Literasi Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharti, L. (2015). Metode Bercerita dalam Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini. Jakarta: Gramedia.
Tarigan, H. G. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wulandari, E. (2021). "Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Melalui Media Cerita Bergambar." Jurnal Pendidikan Anak, 9(1), 88-99.
Yuliana, R. (2016). "Pentingnya Metode Bercerita dalam Meningkatkan Literasi Anak Usia Dini." Jurnal Kajian Pendidikan Anak, 2(1), 12-25.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Nadita Fajarini, Aan Gunawan, Roni Susanto

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
1) Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
2) Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan awal publikasi di jurnal ini.
3) Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.