Pengaruh Asupan Susu Terhadap Tinggi Dan Berat Badan Murid
DOI:
https://doi.org/10.61094/aljayyid.v2i1.76Kata Kunci:
Susu, Pertumbuhan Tinggi Badan, Pertumbuhan Berat BadanAbstrak
Susu memanifestasikan makanan yang berisi zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak dan mineral, yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Taraf pemkakaian susu di Indonesia masih relatif rendah. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi susu per kapita Indonesia hanya 12,1 liter per tahun, jauh di bawah rata-rata Finlandia sebesar 361 liter. Angka stunting nasional (berdasarkan tinggi/umur) anak usia 5-12 adalah 30,7% (12,3% sangat pendek, 18,4% pendek) Angka kurus pada anak usia 5-12 adalah 11,2%, dimana 4,0% sangat kurus dan 7,2% sangat kurus. Ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan susu terhadap pertambahan tinggi dan berat badan pada anak usia sekolah. Studi eksperimental terhadap 40 subjek dibagi menjadi 20 subjek kontrol. Subjek yang diobati meminum 250 ml susu UHT rendah lemak dan tinggi kalsium per hari selama 60 hari, sedangkan kontrol tidak makan. Dalam penelitian ini, uji t independen digunakan untuk menguji pengaruh susu terhadap tinggi badan, dan uji Mann-Whitney U digunakan untuk menguji pengaruh susu terhadap berat badan. P = 0,000 diperoleh dengan independent T-test dan P = 0,989 dengan Mann-Whitney U-test. Hasil penelitian penunjukkan asupan susu mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, bukan berat badan pada anak usia sekolah.
Referensi
Badan Pusat Statistik. (2019) "Konsumsi Susu Indonesia 2019", Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Black, R. E., Williams, S. M., Jones, I. E., and Goulding, A. (2002) "Children who avoid drinking cow milk have low diet- ary calcium intakes and poor bone health", Am J Clin Nutr. 2002;76:675-680.
Chartsbin. (2007) "Current Worldwide Total Milk Consumption per Capita". [cited 2017 Aug 19].
Dua, X., Xhu, K., Trube, A., Zhang, Q., Ma, G., Hu, X., et al. (2004) "School-milk intervention trial enhance growth and bone mineral accretion in Chinese girls at aged 10-12 years in Beijing. Br J Nutr. 2004;92(1): 159-68.
Hidayat, A. A. A. (2004) "Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia", Jakarta: EGC.
FAO. (2017) "Milk and Milk Product". [cited 2017 Aug 12].
Grillenberger, M., Neumann, C. G., Murphy, S. P., et al. "Food supplements have a positive impact on weight gain and the addition of animal source foods increases lean body mass of Kenyan school children". J Nutr. 2003; 133:3957S–3964S.
Hartoyo., Sulaeman, A., Syarief., and Yulianti, L. N. "Dampak konsumsi susu dan pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak 2-5 tahun di Kota Bogor". Media Gizi dan Keluarga. 2007; 31:27-30.
Judarwanto and Widodo. (2012) "Perilaku makan anak sekolah". [cited 2017 Aug 10].
Kim, S. H., Kim, W. K., Kang, M. H. (2013) "Effect of milk and milk products consumption on physial growth and bone mineral density in Korean adolescent", Nutr Res Pract, 2013;7(4):309-14.
Lampl, M., Johnston, F. E, Malcolm, L. A. "The effects of protein supplementation on the growth and skeletal maturation of New Guinean school children", Ann Hum Biol. 1978;5:219–227.
Orr, J. B. Milk consumption and the growth of school-children. Lancet. 1928;1:202–203.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.
Tingkat Konsumsi Susu Orang Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2015.
Untoro and Rachmi. (2008) "Depkes: Susu Salah Satu Sumber Gizi Terlengkap".
Untoro and Rachmi. (2008) "Depkes: Susu Salah Satu Sumber Gizi Terlengkap".
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Wahyudi Hidayah

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
1) Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
2) Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan awal publikasi di jurnal ini.
3) Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.


